Suku Dani adalah suku yang mendiami wilayah Pegunungan Barat Papua. Saya tertarik dengan budaya serta adat dari suku ini dimana mereka tetap memegang teguh adat dan aturan mereka walaupun terkadang itu menyakitkan.
Suku yang mendiami Pegunungan Jayawijaya ini memiliki tradisi yang unik berupa :
Tradisi Potong Jari ini yang cukup menarik minat saya tentang suku Dani, yang membuat saya gemetar membayangkan hal tersebut apabila terjadi pada seluruh keluarga.
Ketika salah seorang dari anggota mereka meninggal, mereka tidak akan menangis atau melantunkan doa sebagaimana dilakukan
orang berkabung, namun orang Suku Dani akan memotong jari mereka
sebagai perwujudan rasa sakit lantaran telah ditinggalkan kerabat atau
familinya.
Pemotongan jari atau dikenal dengan istilah ikipalin dilakukan dengan memotong jari mereka menggunakan benda tajam ataupun digigit
hingga putus.
Suku Dani menganggap jari sebagai simbol dari keluarga atau
kekerabatan. Sehingga, bila ada anggota keluarga meninggal dunia, maka
perwujudan belasungkawa itu bisa dilakukan dengan memotong ruas jari.
Namun dengan adanya tradisi ini, banyak Ibu dan anggota keluarga yang tidak memiliki jari berjumlah utuh, seperti foto Papa dibawah ini, jika anak dan saudara mereka meninggal mereka memotong jari mereka satu per satu.

2. Tradisi Bakar Batu
Masyarakat disana gemar berpesta, ketika mereka berhasil mendapatkan hewan buruan setelah berminggu minggu berburu mereka akan merayakannya dengan berpesta bersama seluruh keluarga. Mereka akan mengumpulkan batu-batu besar lalu menggosoknya hingga mengeluarkan asap tanpa menggunakan bahan bakar atau korek apo setelah itu mereka meletakkan bahan makanan seperti babi hutan yang telah mereka tangkap, serta sayur sayuran dan umbi umbian yang mereka dapatkan dari berkebun maupun mereka ambil dari alam sekitar.
Ada salah seorang guru saya yang mengikuti kegiatan SM3T di daerah suku Dani, dia seorang Muslim dan uniknya masyarakat disana sangat menghormati beliau hingga pada saat berpesta mereka menyajikan makanan halal seperti ayam dan umbi untuk beliau :')

Walaupun mereka hidup terisolir di pegunungan nan jauh dari hingar bingar kehidupan modern, namun mereka hidup dengan rukun serta bahagia :)
paragraf pertama harap diperbesar ukuran hurufnya
BalasHapusPada artikel seperti tersaji dua judul, untuk pertama judul utama kemudian terdapat teks besar yang diletakkan pada foto suku dani, jadi jika disajikan seperti itu membuat pembaca rancu terhadap judul. Jika tulisan pada foto dianggap penting sebaiknya diletakkan sebagai caption pada foto tersebut. Tapi akan lebih menarik pembaca jika judul artikel yang digunakan adalah tulisan yang berada di foto, karena tulisa tersebut memberika kesan yang menarik ketika dibaca.
BalasHapusCara penyampaian artikel menarik dan membuat pembaca nyaman tanpa perlu merasa seperti membaca sejarah atau membaca pengetahuan social yang membosankan. Hal ini karena memberikan penyampaian teks secara santai dan komunikatif seperti bercerita. Judul dengan isi sudah relevan, pokok penyampaian dari artikel ini adalah tradisi dari suku dani yang dikupas dengan baik dan mudah dipahami.
Cukup menarik, penyampaiannya baik, jadi lebih mengetahui apa itu suku dani dan keunikan tradisi suku dani, dan kalau boleh saran nih, font paragraf yang awal atau yang pertama diperbesar sedikit yahh.. thanks infonya..
BalasHapuswow menambah wawasan, postingan yang bagus
BalasHapuscek blog saya : zhegha.blogspot.com